Entrepreneur, wirausaha, pengusaha, padagang, pebisnis atau apapun sebutannya, itulah yang menjadi keinginan saya kelak jika sudah menamatkan jenjang pendidikan S1 ini. Bukan karena istilah entrepreneur sedang trend saat ini,tapi memang itulah keinginan saya dan pemikiran saya sejak SMA. Saya sering melihat seorang pegawai yang bangun pagi dan rela terjebak macet saat berangkat ataupun pulang kantor hanya untuk mencurahkan keringat dan pikirannya untuk orang lain. Saya juga sering mendengar cerita pengalaman- pengalaman dari teman, orangtua, sodara bahwa lingkungan kerja itu lebih kotor dari kelihatannya. Banyak penjilat-penjilat yang senang mencari muka terhadap atasannya, atau fitnah-fitnah yang bertebaran dalam usaha mendapatkan suatu kedudukan. Saya tak mau terjebak dalam lingkunagan yang seperti itu. Saya ingin menjadi seorang wirausahawan yang bekerja, mencurahkan keringat dan pikiran untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya.
Saya tak berpikir untuk menjadi seorang pengusaha/ wirausahawan sukses layaknya seorang Reza nur hilman sang founder keripik pedas maicih yang sekarang memiliki omset hingga ratusan juta sebulan, ataupun menjadi seorang Bakrie yang kita tahu sebagai salah satu orang terkaya di indonesia, saya hanya ingin menuangkan atau mewujudkan mimpi saya menjadi kenyataan. Mungkin tak akan mudah mewujudkanya, pasti akan banyak kegagalan ataupun halangan dan rintangan layaknya kerikil kecil ataupun besar, tapi setelah saya membaca suatu tulisan Robert T. Kiyosaki yang menjawab pertanyaan berikut, ”Kenapa Anda tetap menganjurkan orang untuk menjadi usahawan, padahal catatan statistik yang berhasil hanya sekitar 10% ?” Lalu ia menjawab, ”Saya percaya dengan statistik di bawah 10%, maka untuk sukses usaha, Anda harus siap untuk setidaknya berpeluang 9 kali gagal sebelum mungkin mendapatkan 1 keberhasilan”. Itu bukan ’gagal’, melainkan ’belum berhasil’ dan menurut Abraham Lincoln ”Itu Cuma terpeleset dan aku bukan jatuh”
Kalimat pakar pakar tersebutlah yang membuat saya teteap termotivasi. Semoga sebelum lulus saya sudah memiliki suatu usaha nantinya.
Kalimat pakar pakar tersebutlah yang membuat saya teteap termotivasi. Semoga sebelum lulus saya sudah memiliki suatu usaha nantinya.
Keep Fighting